Sunday, July 15, 2012

Bekerja dengan Musuh? (Working with the Enemy?)

(For English, scroll down)


Sebenarnya saya kurang suka menggunakan kata "musuh" tapi maksud saya hanya menarik perhatian anda.  Sekarang anda sudah mulai baca, mungkin sebenarnya dia bukan seorang musuh... tapi memang kami punya cerita menarik bersama.


Kami berdua bekerja dalam satu firma ActionCOACH bersama dan setelah beberapa tahun, kami memilih untuk mendirikan sebuah firma ActionCOACH yang lain dan lebih independent.  Sebenarnya dia yang keluar dulu dan karena saya suka bekerja dengannya dan menghormati kemampuan bisnisnya, saya meminta dia untuk menjadi partner.  Dia setuju dan kami mulai membangun mimpi bersama untuk memperluas franchise ActionCOACH di daerah baru.


Selama ini, ActionCOACH hanya terpusat di daerah CBD dan kini kami ingin membangun tempat yang lebih dekat ke warga barat & selatan.  Maka itu kami memilih kantor di Bellezza Permata Hijau.


Satu minggu sebelum renovasi selesai, dia memberitahukan saya bahwa dia sudah memutuskan untuk keluar dari ActionCOACH dan membangun brand Business Coaching baru.  Dan dia menawarkan untuk  mengembalikan seluruh investasi saya supaya saya bisa kembali menjadi Coach di firma yang lama.


Wow!  Berita yang cukup mengagetkan!! Tapi karena saya mau tetap menekuni impian saya menjadi pengusaha, saya tidak mau kembali ke firma lama.  Dia setuju untuk menjadi pemegang saham minoritas dan saya tidak ada share di bisnis dia yang baru.  Kami memutuskan untuk sementara menjalankan kedua bisnis kami di kantor yang sama.


Dalam 1 tahun kedepan, kami berbagi kantor, team admin, dan ruang sales.  Kami melakukan coaching di kantor yang sama dengan dua brand yang beda.  Memang agak aneh sih.  Ada beberapa client yang dia ambil dan tentunya dia harus menjelaskan kenapa dia keluar dari ActionCOACH dan kenapa brand dia akan lebih baik.  Sebetulnya saya tahu dia melakukan ini karena memang dia perlu membangun nama, tapi memang agak sedikit menyebalkan kalau saya mengingat cara dia merendahkan nama ActionCOACH didepan team dan client2nya.  Padahal saya merasa kalau dulunya tidak pernah ada ActionCOACH, mungkin sekarang juga dia tidak bisa seperti ini.  Ada beberapa saat saya coba menegur dia, tapi yah gimana .... sepertinya memang sesuatu hal yang natural untuk orang yang baru mengobarkan bendera sendiri.


Memang sebuah pengalaman yang menarik dan mendidik.  Saya belajar bagaimana rasanya bekerja dengan orang yang beda visi dan budaya.  Saya belajar bahwa bisnis dan personal harus dipisah.  Kalau tidak, kita bisa sakit mental dan relasi terganggu.  Terus terang dari pengalaman ini saya menjadi lebih dewasa.  Dan saya tetap bersyukur atas intensinya yang baik dan juga cara kami berdua mencoba menjaga persahabatan kami.


Seperti janji saya di awal membuat blog ini, saya akan ceritakan beberapa pengalaman demi berbagi pelajaran untuk Anda, para pengusaha.  Semoga cerita ini di ambil makna positifnya dan semoga anda juga dapat menemukan ilham yang membuat anda berkembang lebih pesat lagi.


(English)


I hate using the word “enemy” but I thought it would catch your attention.  Now that you’re reading this, he wasn’t really the enemy.  But we did have an interesting story together.

We were both coaches in the original ActionCOACH firm and we both had the idea to go independent.  Actually, he exited first and since I liked working with him and I respect his business savvy, I approached him to become partners.  He accepted and that’s when we started building our dream to create our own firm as part of the ActionCOACH franchise. 

So far ActionCOACH in Jakarta has been centralized in the CBD area and we wanted our office to be a branch that is more easily accessible for the west and south area. Hence, we picked the Bellezza office towers. 

One week towards the end of the renovations, my partner told me that he was creating his own brand and will plan to leave ActionCOACH.  He asked me if I wanted him to return all my money so I can go back to being a Coach in the old firm or start on my own else where.

Wow, what news! But I wasn’t going to turn back and postpone my entrepreneur dream.  We’ve already got an office almost done, and so I decided to proceed.  He became a minor shareholder and we decided to share the office together.  I had no share in his new business.

In the next 1 year, we had our sales & administrative team together.  We shared the office space while selling two different brands.  We coached in two different rooms next to each other.  I used the ActionCOACH system while he used his new system. 

It was weird how we went on like this.  He took his clients with him and, as with any new brand, had to tell people why his brand would be better than his old brand.  I am grateful for how he still had positive intentions towards supporting me in my business, but over a period of time, it was only natural that we were going separate directions.  It wasn’t anyone’s fault, but just a natural thing to happen when you have different companies doing the same thing.  And we were sharing an office.

There were times when I felt annoyed when he seemed to put down the ActionCOACH brand in front of his clients, his team, and me.  I felt, “Hey, this is the brand that helped you be who you are now.”  I felt that he could have been more wise about it and I tried to suggest this to him.  But again, now I look back and find that is a natural thing to have happened. I know that despite what he had to do to build his business, he still tried to be supportive.

But this experience really made me grow.  Now I have gone through the phase of sharing a place with someone on a different mission.  And I know now the importance of a unified vision & values in a business. It also taught me that business is just a game.  Nothing personal!  Keep the business separate from the friendship, or else it would ruin one’s personal health. 

Until today, I am grateful for the experience and am still grateful for the way we both tried to protect the friendship. 




As I promised you at the beginning of creating this blog, I will share experiences which has given me life and business lessons.  I hope you take this story positively and also get some insights which will help you grow and accelerate your business faster.  



Friday, June 22, 2012

Berani Jadi Wanita Ambisius? (Dare I Be an Ambitious Woman?)

Indonesian (Scroll down for English)

Pada tahun 2007, saya telah membangun karir saya selama 10 tahun.  Saya mempromosikan diri ke level2 yang cukup tinggi, saya memimpin dan memperbaiki bisnis2, dan saya telah menciptakan reputasi sebagai seorang yang berpotensi.  Di balik itu, pernikahan saya kurang bahagia.  Dia melihat saya terlalu workaholic (sebetulnya itu benar sih) dan kami hanya melewati tahun ke tahun sebagai dua orang single yang married.  Akhirnya saya memutuskan untuk melepaskan karir dan mengikuti dia.  Dia telah mendapatkan pekerjaan yang baik di Indonesia, dan kami memutuskan untuk kembali dari Singapore. 

Saya memutuskan tidak bekerja lagi.  Saya hanya ingin menjadi ibu rumah tangga dan itu yang saya lakukan selama 3 bulan.  Inilah tempat saya.  Saya tidak suka dipanggil Iron Lady atau Superwoman.  Segala ambisi saya menakutkan bagi suami saya dan itu tidak benar.  Jadi saya tinggal dirumah.  Masak, bersih2, dan menurunkan 10 kilo dari berat badan karena sekarang saya fitnes setiap hari. 

Pelan2 saya berpikir untuk membuka bisnis sales consultant.  Saya berbakat di dunia sales dan mungkin fun juga untuk bantu orang dalam hal sales & marketing.  Saya mulai mendapatkan proyek kecil2an dari teman saya dan saya cukup optimis bahwa ini bisa menjadi bisnis yang simple, tidak terlalu besar, dan tidak menakutkan bagi suami. 

Kakak saya memperkenalkan saya dengan ActionCOACH.  Dia adalah client dan mendapatkan sukses dari coaching programnya.  Jadi saya ikut workshopnya dengan 70 pengusaha yang lain.  Seperti biasa hal2 yang aneh mulai terjadi.  Pada saat memilih kapten untuk team volley, saya terpilih padahal banyak laki2 di team saya.  Pada saat diskusi, saya menonjol.  Pada game terakhir, team kami menang championship volley.  

Kenapa hal ini selalu terjadi kepada saya? Beberapa orang mengucapkan terima kasih kepada saya untuk inspirasinya.  Hey, saya bukan coach!  Seharusnya anda berterima kasih kepada mereka!! Dasar orang2 sinting!! Siapa saya?  

Siapa saya?  Pola2 ini mau bicara apa kepada saya?  Itu dan banyak pertanyaan lain mulai terlintas di benak pikiran saya.  Apakah saya berani untuk menjadi jati diri saya sebenarnya?  Seorang pemimpin?  Seorang inspirasi?  Seorang Coach? 

Di malam terakhir workshop tersebut, kami melewati tantangan untuk menghilangkan rasa takut.  Saya menangis habis2an sambil menerobos ketakutan saya menjadi orang yang hebat.  Setelah drama yang pertama, saya minta coach agar saya dapat mengulangnya lagi.  Kali ini bukan air mata, tapi keyakinan diri saya keluar.  

Inilah saya!  Saya adalah saya!  Terima saja!

Setelah workshop, saya memutuskan untuk menjadi seorang ActionCOACH dan saya mengejar appointment dengan Master Licensee untuk membeli franchise. Dua minggu kemudian, dia kembali ke Indonesia dan saya membeli franchise-nya.  Dimulailah adventure baru untuk saya.  

Dalam 5 tahun ini saya mendapatkan peluang untuk meng-ekspresikan jati diri saya dengan lebih terarah.  Saya menemukan tujuan yang lebih jelas.  Saya membangun bisnis untuk membantu orang sesuai dengan impian saya.  Dan yang paling penting, saya menerima dan menyayangi diri saya apa adanya.  Bahkan sekarang saya menggunakan kekuatan dan identitas saya untuk membantu orang lain.  

Wanita ambisius?  Superwoman? Iron Lady?  Terserah deh mau panggil apa.  Semuanya terdengar manis bagi saya, karena saya tahu siapa saya dan saya hidup dengan sebaik mungkin. 

(Bagaimana dengan pernikahan saya?  Ya memang kami akhirnya pisah.  Dia dan saya adalah orang yang baik.  Tapi semestinya kami lebih menyatukan visi sebelum kami menikah.  Ternyata sebenarnya kami punya tujuan yang bertolak belakang.  Kami merasa bahwa keputusan itulah yang terbaik.)


English

In 2007, I had spent 10 years building a corporate career.  Ten years of promoting myself up the corporate ladder, leading and fixing businesses, and building a reputation for myself as a future potential.  At the same time, my marriage wasn't perfect.  He thought I was a workaholic (there's some truth in that) and we were just coasting through our 8th year of marriage as two single married people.  Then I decided I wanted to give it all up and follow him.  He got a great job in Indonesia and we decided to move back from Singapore.  

I decided not to find another corporate job.  I just wanted to be a housewife and I did that for 3 months.  This was my place.  I don't want to be called Iron Lady, or Superwoman.  All that ambition scared my husband at the time and it's not right for me to keep going for it.  So I stayed at home.  Cooking and cleaning and losing 10 kg because I now have time for a daily fitness program. 

Eventually I thought I should open a small business of sales consultancy.  I was good in sales and I thought it will be fun to teach people to sell and market their products.  I got a small job from a friend and I was quite positive I could turn it into a good medium-size un-intimidating business for myself.  

Then my brother recommended me to join an ActionCOACH workshop.  He had been a client and thought highly of the system.  So there I was with 70 other business owners, and things just started happening like it always does.  When it comes time to choose a captain for our volleyball groups, I was selected.  When it comes time to participate in discussions, I stood out from the crowd.  When it comes time to win the championship, my team won.  

Why does this always happen to me?  People thanking me for inspiring them throughout the workshop.  Hey, I am not the coach!  Go thank them!!  What is wrong with all you people?  Who am I anyway? 

Who am I anyway?  What is this pattern trying to tell me about myself and my future?  More and more questions came to my head.  Dare I be what I'm meant to be?  A leader?  An inspiration?  A coach? 

On the last night of the workshop, we had a fear challenge and I broke into tears as I broke through my own fears of being great.  After this ordeal, I asked the coach to let me do it again.  This time, not tears but confidence surged through my body.  

This is me!  I am me!  Deal with it! 

After the workshop I decided I wanted to be an ActionCOACH and I hunted down the Master Licensee to sell the franchise to me.  After 2 weeks, he finally came back to Jakarta and I bought the franchise.  And that started a whole new adventure for me.  

In the last 5 years, I have become a better version of myself.  I have found clearer direction where I want to be.  I have built a business of helping people, just as I've always wanted to do.  And most importantly, I embrace myself for who I am.  And I use my power and identity to do good for others.  

Ambitious woman?  Superwoman? Iron Lady?  Call me what you like.  It all sounds like a compliment to me now, because I know who I am and I live to be the best I can be. 

(What happened with the marriage?  We went our separate ways.  He and I are good people.  We just didn't align ourselves properly at the beginning of our relationship.  Now we discover that we were going opposite directions.  We felt it was a good decision.) 





   

Meninggalkan Bisnis Saya (Leaving My Business)

(Indonesia) Scroll down for English. 

Sekitar 3 minggu yang lalu, saya mulai memberitahukan orang bahwa saya akan pindah ke Perancis di akhir tahun 2012.  Ya, bisnis saya akan berjalan tanpa saya.  Sudah waktunya saya fokus ke keluarga saya dan karena suami saya tinggal di Perancis, maka tidak masuk akal saya tetap di Indonesia.

Bagaimana perasaan saya?  Anehnya, saya merasa tenang dan damai.  Mungkin memang sudah waktunya saya meninggalkan ini di tangan orang lain.  Mungkin inilah yang terbaik bagi masa depan kita semua.

Terlintas di pikiran saya untuk memulai sebuah blog untuk merekam perjalanan saya dari saat saya bangun bisnis ini sampai bagaimana saya akan meninggalkannya.  Apa tujuan saya membuat blog ini?

Bila anda adalah seorang pengusaha, semoga anda mendapatkan ilham dari pencapaian dan kesalahan saya.  Mungkin anda juga sedang mengalami hal yang sama.  Mungkin blog ini akan membuat anda merasa lebih nyaman karena anda ternyata tidak sendirian.


Semoga saya bisa menginspirasi anda juga untuk bertekad untuk meninggalkan bisnis anda juga suatu hari.  Mungkin karena anda mau pensiun dini, mungkin mau menjalankan bisnis lain, atau mungkin karena anda senang melihat team anda dapat berkembang untuk menjadi pemimpin di perusahaan anda.  Apapun alasannya, mungkin anda bisa menemukan kepuasan dalam melihat bisns anda berjalan dan berkembang tanpa anda.  

Jadi ayo kita mulai.  Beberapa blog pertama mungkin akan menceritakan pengalaman saya membangun bisnis ini.  Semoga anda menyukai cerita2nya.  Saya bukan ingin mengajarkan anda ya.  Mungkin dianggap sharing saja.  

Semoga anda juga akan bagikan ke orang lain, dan juga meng-inspirasi mereka dengan cerita anda sendiri.  

Selamat membaca dan terima kasih atas kesempatan untuk berbagi dengan anda.  


(English)
Around 3 weeks ago, I started telling people that I will be moving to France at the end of 2012.  Yes, my business will be running without me.  It's time for me to focus on my family life and, because my husband lives in France, it doesn't make sense for me to stay in Indonesia.

How do I feel?  Amazingly, I feel at peace with it.  Maybe it's time for me to leave this in someone else's hands.  Maybe this is for the best.

So I thought about writing a blog to journal my journey from the beginning of my business and up to the point where I will be leaving it.  Why am I doing this?

If you're a business owner yourself, I hope you can benefit from reading the highs and the lows that I experienced.  Perhaps you're going through the same thing and maybe there are some points that you can take out of it.  Or at least just to let you know you're not alone.

I'd like to inspire you as well to make it a goal to leave your business one day as well.  Maybe you want to retire early, or own another business, or just to see your employees grow into bigger roles... Whatever your goals, perhaps you'll find it more satisfying when you can see your business grow without you.

So here we go.  I guess the first few blogs will be about how this business was built and boy, do I have some interesting war stories.  I hope you have fun reading it.  I'm in no way trying to teach you anything.  Just a sharing perhaps of what I've been through.

I hope you pass it forward to others, and inspire them with your own stories too.

Happy reading. And thanks for letting me share this with you.