Friday, June 22, 2012

Berani Jadi Wanita Ambisius? (Dare I Be an Ambitious Woman?)

Indonesian (Scroll down for English)

Pada tahun 2007, saya telah membangun karir saya selama 10 tahun.  Saya mempromosikan diri ke level2 yang cukup tinggi, saya memimpin dan memperbaiki bisnis2, dan saya telah menciptakan reputasi sebagai seorang yang berpotensi.  Di balik itu, pernikahan saya kurang bahagia.  Dia melihat saya terlalu workaholic (sebetulnya itu benar sih) dan kami hanya melewati tahun ke tahun sebagai dua orang single yang married.  Akhirnya saya memutuskan untuk melepaskan karir dan mengikuti dia.  Dia telah mendapatkan pekerjaan yang baik di Indonesia, dan kami memutuskan untuk kembali dari Singapore. 

Saya memutuskan tidak bekerja lagi.  Saya hanya ingin menjadi ibu rumah tangga dan itu yang saya lakukan selama 3 bulan.  Inilah tempat saya.  Saya tidak suka dipanggil Iron Lady atau Superwoman.  Segala ambisi saya menakutkan bagi suami saya dan itu tidak benar.  Jadi saya tinggal dirumah.  Masak, bersih2, dan menurunkan 10 kilo dari berat badan karena sekarang saya fitnes setiap hari. 

Pelan2 saya berpikir untuk membuka bisnis sales consultant.  Saya berbakat di dunia sales dan mungkin fun juga untuk bantu orang dalam hal sales & marketing.  Saya mulai mendapatkan proyek kecil2an dari teman saya dan saya cukup optimis bahwa ini bisa menjadi bisnis yang simple, tidak terlalu besar, dan tidak menakutkan bagi suami. 

Kakak saya memperkenalkan saya dengan ActionCOACH.  Dia adalah client dan mendapatkan sukses dari coaching programnya.  Jadi saya ikut workshopnya dengan 70 pengusaha yang lain.  Seperti biasa hal2 yang aneh mulai terjadi.  Pada saat memilih kapten untuk team volley, saya terpilih padahal banyak laki2 di team saya.  Pada saat diskusi, saya menonjol.  Pada game terakhir, team kami menang championship volley.  

Kenapa hal ini selalu terjadi kepada saya? Beberapa orang mengucapkan terima kasih kepada saya untuk inspirasinya.  Hey, saya bukan coach!  Seharusnya anda berterima kasih kepada mereka!! Dasar orang2 sinting!! Siapa saya?  

Siapa saya?  Pola2 ini mau bicara apa kepada saya?  Itu dan banyak pertanyaan lain mulai terlintas di benak pikiran saya.  Apakah saya berani untuk menjadi jati diri saya sebenarnya?  Seorang pemimpin?  Seorang inspirasi?  Seorang Coach? 

Di malam terakhir workshop tersebut, kami melewati tantangan untuk menghilangkan rasa takut.  Saya menangis habis2an sambil menerobos ketakutan saya menjadi orang yang hebat.  Setelah drama yang pertama, saya minta coach agar saya dapat mengulangnya lagi.  Kali ini bukan air mata, tapi keyakinan diri saya keluar.  

Inilah saya!  Saya adalah saya!  Terima saja!

Setelah workshop, saya memutuskan untuk menjadi seorang ActionCOACH dan saya mengejar appointment dengan Master Licensee untuk membeli franchise. Dua minggu kemudian, dia kembali ke Indonesia dan saya membeli franchise-nya.  Dimulailah adventure baru untuk saya.  

Dalam 5 tahun ini saya mendapatkan peluang untuk meng-ekspresikan jati diri saya dengan lebih terarah.  Saya menemukan tujuan yang lebih jelas.  Saya membangun bisnis untuk membantu orang sesuai dengan impian saya.  Dan yang paling penting, saya menerima dan menyayangi diri saya apa adanya.  Bahkan sekarang saya menggunakan kekuatan dan identitas saya untuk membantu orang lain.  

Wanita ambisius?  Superwoman? Iron Lady?  Terserah deh mau panggil apa.  Semuanya terdengar manis bagi saya, karena saya tahu siapa saya dan saya hidup dengan sebaik mungkin. 

(Bagaimana dengan pernikahan saya?  Ya memang kami akhirnya pisah.  Dia dan saya adalah orang yang baik.  Tapi semestinya kami lebih menyatukan visi sebelum kami menikah.  Ternyata sebenarnya kami punya tujuan yang bertolak belakang.  Kami merasa bahwa keputusan itulah yang terbaik.)


English

In 2007, I had spent 10 years building a corporate career.  Ten years of promoting myself up the corporate ladder, leading and fixing businesses, and building a reputation for myself as a future potential.  At the same time, my marriage wasn't perfect.  He thought I was a workaholic (there's some truth in that) and we were just coasting through our 8th year of marriage as two single married people.  Then I decided I wanted to give it all up and follow him.  He got a great job in Indonesia and we decided to move back from Singapore.  

I decided not to find another corporate job.  I just wanted to be a housewife and I did that for 3 months.  This was my place.  I don't want to be called Iron Lady, or Superwoman.  All that ambition scared my husband at the time and it's not right for me to keep going for it.  So I stayed at home.  Cooking and cleaning and losing 10 kg because I now have time for a daily fitness program. 

Eventually I thought I should open a small business of sales consultancy.  I was good in sales and I thought it will be fun to teach people to sell and market their products.  I got a small job from a friend and I was quite positive I could turn it into a good medium-size un-intimidating business for myself.  

Then my brother recommended me to join an ActionCOACH workshop.  He had been a client and thought highly of the system.  So there I was with 70 other business owners, and things just started happening like it always does.  When it comes time to choose a captain for our volleyball groups, I was selected.  When it comes time to participate in discussions, I stood out from the crowd.  When it comes time to win the championship, my team won.  

Why does this always happen to me?  People thanking me for inspiring them throughout the workshop.  Hey, I am not the coach!  Go thank them!!  What is wrong with all you people?  Who am I anyway? 

Who am I anyway?  What is this pattern trying to tell me about myself and my future?  More and more questions came to my head.  Dare I be what I'm meant to be?  A leader?  An inspiration?  A coach? 

On the last night of the workshop, we had a fear challenge and I broke into tears as I broke through my own fears of being great.  After this ordeal, I asked the coach to let me do it again.  This time, not tears but confidence surged through my body.  

This is me!  I am me!  Deal with it! 

After the workshop I decided I wanted to be an ActionCOACH and I hunted down the Master Licensee to sell the franchise to me.  After 2 weeks, he finally came back to Jakarta and I bought the franchise.  And that started a whole new adventure for me.  

In the last 5 years, I have become a better version of myself.  I have found clearer direction where I want to be.  I have built a business of helping people, just as I've always wanted to do.  And most importantly, I embrace myself for who I am.  And I use my power and identity to do good for others.  

Ambitious woman?  Superwoman? Iron Lady?  Call me what you like.  It all sounds like a compliment to me now, because I know who I am and I live to be the best I can be. 

(What happened with the marriage?  We went our separate ways.  He and I are good people.  We just didn't align ourselves properly at the beginning of our relationship.  Now we discover that we were going opposite directions.  We felt it was a good decision.) 





   

No comments:

Post a Comment